ADAT
ISTIADAT DISUATU DAERAH
JAWA TENGAH
Jawa Tengah adalah propinsi dimana
budaya jawa banyak berkembang disini karena di jawa tengah dahulu banyak
kerajaan berdiri disini itu terlihat dari berbagai peninggalan candi di jawa
tengah. mahakarya yang sungguh mempesona adalah batik di jawa tengah setiap
daerah mempunya corak batik tulis yang berbeda beda mereka mempunyai ciri khas
sendiri sendiri selain batik ada juga kesenian yang tak kalah luar biasanaya
ada wayang kulit yang sudah diakui dunia sebagai warisan budaya dunia oleh
unesco, ada juga tembang - tembang ( lagu lagu ) jawa yang diiringi oleh
gamelan (alat musik) yang juga dikenal dengan campur sari. Ada juga ketoprak yang merupakan pertunjukan
seni, peran khas dari jawa. Di jawa tengah juga masih ada kerjaan yang sampai
sekarang masih berdiri tepatnya dikota solo yang dikenal dengan kasunanan solo.
budaya jawa tengah sungguh banyak, mulai dari wayang kulit, batik, tarian jawa,
keris jawa, dan masih banyak lagi.
Ø Wayang Kulit
Kesenian
wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan Hindu masuk di
Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa. Pertunjukan Kesenian
wayang adalah merupakan sisa - sisa upacara keagamaan orang Jawa yaitu sisa -
sisa dari kepercayaan animisme dan dynamisme.
Menurut
Kitab Centini, tentang asal - usul wayang Purwa disebutkan bahwa kesenian
wayang, mula - mula sekali diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Mamenang
/ Kediri. Sekitar abad ke 10 Raja Jayabaya berusaha menciptakan gambaran dari
roh leluhurnya dan digoreskan di atas daun lontar. Bentuk gambaran wayang
tersebut ditiru dari gambaran relief cerita Ramayana pada Candi Penataran di
Blitar. Ceritera Ramayana sangat menarik perhatiannya karena Jayabaya termasuk
penyembah Dewa Wisnu yang setia, bahkan oleh masyarakat dianggap sebagai
penjelmaan atau titisan Batara Wisnu. Figur tokoh yang digambarkan untuk
pertama kali adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata yaitu perwujudan dari
Dewa Wisnu.
Ø Batik
Kesenian
gambar di atas kain khas Jawa Tengah.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas
kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan di masa
lampau, khususnya di Kerajaan Mataram
kemudian Kerajaan Keraton Solo
dan Yogyakarta .
http://www.kidnesia.com/var/gramedia/storage/images/media/images/batik-jateng/3218942-1-ind-ID/Batik-Jateng_medium.jpg
Awalnya
batik dikerjaan terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja,
keluarganya, serta para pengikutnya.
Oleh
karena banyaknya pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian
batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton untuk dikerjakan di tempat
masing-masing.
Seiring
berjalannya waktu, kesenian batik ini ditiru oleh rakyat setempat dan kemudian
menjadi pekerjaan kaum wanita di dalam rumahnya untuk mengisi waktu senggang.
Selain
itu, batik yang awalnya hanya untuk keluarga keraton, akhirnya menjadi pakaian
rakyat yang digemari pria dan wanita. Dahulu, bahan kain putih yang
dipergunakan untuk membatik adalah hasil tenunan sendiri. Sementara bahan
pewarnanya diambil dari tumbuh - tumbuhan asli Indonesia. Beberapa bahan pewarna tersebut antara lain
pohon mengkudu, soga, dan nila. Bahan sodanya dibuat dari soda abu dan garamnya
dari tanah lumpur. Sentra kerajinan batik tersebar di daerah Pekalongan, Kota
Surakarta, dan Kab. Sragen.
Ø TARIAN JAWA
Tarian
merupakan bagian yang menyertai perkembangan pusat baru ini. Ternyata pada masa
kerajaan dulu tari mencapai tingkat estetis yang tinggi. Jika dalam lingkungan
rakyat tarian bersifat spontan dan sederhana, maka dalam lingkungan istana
tarian mempunyai standar, rumit, halus, dan simbolis. Jika ditinjau dari aspek
gerak, maka akan berpengaruh pada tari - tarian istana. Jawa terletak pada
posisi tangan, dan di Bali ditambah dengan gerakan mata.
Tarian
yang terkenal ciptaan para raja, khususnya di Jawa, adalah bentuk teater tari
seperti wayang wong dan bedhaya ketawang. Dua tarian ini merupakan pusaka raja
Jawa. Bedhaya Ketawang adalah tarian yang dicipta oleh raja Mataram ketiga,
Sultan Agung (1613-1646) dengan berlatarbelakang mitos percintaan antara raja
Mataram pertama (Panembahan Senopati) dengan Kanjeng Ratu Kidul (penguasa laut
selatan/Samudra Indonesia) (Soedarsono, 1990). Tarian ini ditampilkan oleh
sembilan penari wanita.
Ø KERIS JAWA
Keris
dikalangan masyarakat di jawa dilambangkan sebagai symbol “ Kejantanan “ dan
terkadang apabila karena suatu sebab pengantin prianya berhalangan hadir dalam
upacara temu pengantin, maka ia diwakili sebilah keris. Keris merupakan lambang
pusaka. Di kalender masyarakat jawa mengirabkan pusaka unggulan keraton
merupakan kepercayaan terbesar pada hari satu sura.
Keris
pusaka atau tombak pusaka merupakan unggulan itu keampuhannya bukan saja karena
dibuat dari unsure besi baja, besi, nikel, bahkan dicampur dengan unsur batu
meteorid yang jatuh dari angkasa sehingga kokoh kuat, tetapi cara pembuatannya
disertai dengan iringan doa kepada sang maha pencipta alam ( Allah SWT ) dengan
suatu upaya spiritual oleh sang empu. Sehingga kekuatan spiritual sang maha
pencipta alam itu pun dipercayai orang sebagai kekuatan magis atau mengandung
tuah sehingga dapat mempengaruhi pihak lawan menjadi ketakutan kepada pemakai
senjata pusaka itu.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar