Gunadarma University

Gunadarma University
gunadarma

Mengenai Saya

Teknik Mesin Gunadarma

Teknik Mesin Gunadarma
Mesin

Kamis, 11 Juni 2015

Harapan dan Cita-Cita


Harapan dan Cita-cita
Sebagai anak rantau yang berasal dari Pulau Sumatera tepat nya dari Riau. Saya datang kesini denga sejuta harapan yang diantara salah satu nya adalah untuk menimba ilmu di Universitas Gunadarma dan kelak jika saya sudah lulus saya dapat bekerja di salah satu perusahaan pertambangan yang ada di daerah Kalimantan yang menjadi tujuan tempat saya bekerja apabila cita-cita masa kecil saya belum dapat terwujud dan kembali ke Pekan Baru saya telah menjadi orang yang sukses yang dapat membantu biaya sekolah adik saya dan dapat membanggakan kedua orang tua saya.

            Bekerja di Perusahaan Otomotif  yang  berbasis di Negara Jepang adalah cita-cita saya dari kecil dan kelak  jika saya sudah lulus dari Universitas Gunadarma sayaingin mewujudkan itu. Yang terpenting saat ini saya belajar dengan baik dan dapat lulus tepat waktu.

Rabu, 10 Juni 2015

Phobia #Sofskill


Defenisi Fobia

Fobia (gangguan anxietas fobik) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia, subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
Jenis-Jenis Fobia :
Fobia sosial dikenal juga sebagai gangguan anxietas sosial, fobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan publik. Hal ini bermanifestasi sebagai rasa malu dan tidak nyaman yang sangat berlebihan di situasi sosial. Hal ini mendorong orang untuk mengindari situasi sosial dan ini tidak disebebabkan karena masalah fisik atau mental (seperti gagap, jerawat atau gangguan kepribadian).[1]
Fobia spesifik ditandai oleh ketakutan yang tidak rasional akan objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk gangguan medik yang paling sering didapati, namun demikian sebagian kasus hanyalah ringan dan tidak perlu mendapatkan pengobatan. Pada fobia terjadi salah-pindah kecemasan pada barang atau keadaan yang mula-mula menimbulkan kecemasan itu. Jadi terdapat dua mekanisme pembelaan, yaitu salah-pindah dan simbolisasi.Ada banyak macam fobia yang dinamakan menurut barang atau keadaan. Apabila berhadapan dengan objek atau situasi tersebut, orang dengan fobia akan mengalami perasaan panik, berkeringat, berusaha menghindar, sulit untuk bernapas dan jantung berdebar. Sebagian besar orang dewasa yang menderita fobia menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional dan banyak yang memilih untuk mencoba menahan perasaan anxietas yang hebat daripada mengungkapkan ganguannya.[1]
Istilah
Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :
·         afrophobia - ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
·         agoraphobia - takut pada lapangan.
·         antlophobia - takut akan banjir.
·         arachnophobia - ketakutan pada laba-laba.
·         arithmophobia - takut akan angka.
·         bibliophobia - takut pada buku.
·         caucasophobia - ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
·         cenophobia - takut akan ruangan yang kosong.
·         claustrophobia - takut akan ruang sempit seperti lift.
·         dendrophobia - takut pada pohon.
·         ecclesiophobia - takut pada gereja.
·         felinophobia - takut akan kucing.
·         genuphobia - takut akan lutut.
·         hydrophobia - ketakutan akan air.
·         hyperphobia - takut akan ketinggian.
·         iatrophobia - takut akan dokter.
·         japanophobia - ketakutan akan orang jepang.
·         lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran.
·         lygopobia - ketakutan akan kegelapan.
·         necrophobia - takut akan kematian.
·         panophobia - takut akan segalanya.
·         photophobia - ketakutan akan cahaya.
·         ranidaphobia - takut pada katak.
·         schlionophobia - takut pada sekolah.
·         tripofobia - ketakutan akan lubang yang banyak.
·         uranophobia - ketakutan akan surga.
B. Teknik Penyembuhan
Ada beberapa teknik Untuk penyembuhan phobia diantaranya adalah sbb:
1. Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia.
2. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi.
3. Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak.
4. Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan.
5. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.